Assalamualiakum wr,wb,..
oke gan pertama-tama puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT,karena atas berkat rahmatnya jualah saya bisa posting lagi di blog yang insyaallah nantinya bisa bermanfaat bagi kita semua terutama untuk saya yg harus dan harus berjuang dan belajar lebih baik dalam segala hal,..keep spirit J
oyah berhubung mahasiswa STMIK AMIKOM YOGYAKARTA yang sekarang ada tugas membuat karya ilmiah LINGKUNGAN BISNIS.yang salah satu syaratnya adalah tentang ABSTRAK penelitian.mungkin ada yang bingung atau belum tahu,apa sih abstrak yang dimaksud. oke daripada banyak basa-basi langsung saya shared ajah nih,.. :D
oke gan pertama-tama puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT,karena atas berkat rahmatnya jualah saya bisa posting lagi di blog yang insyaallah nantinya bisa bermanfaat bagi kita semua terutama untuk saya yg harus dan harus berjuang dan belajar lebih baik dalam segala hal,..keep spirit J
oyah berhubung mahasiswa STMIK AMIKOM YOGYAKARTA yang sekarang ada tugas membuat karya ilmiah LINGKUNGAN BISNIS.yang salah satu syaratnya adalah tentang ABSTRAK penelitian.mungkin ada yang bingung atau belum tahu,apa sih abstrak yang dimaksud. oke daripada banyak basa-basi langsung saya shared ajah nih,.. :D
PENGERTIAN ABSTRAK DAN CARA PEMBUATANNYA
Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian
yang merupakan gagasan utama dari suatu pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak
digunakan sebagai “jembatan” untuk memahami uraian yang akan disajikan dalam
suatu karangan (biasanya laporan atau artikel ilmiah) terutama untuk memahami
ide-ide permasalahannya. Dari abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran
penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan
secara lengkap.
Biasanya abstrak ditempatkan di awal suatu
laporan/artikel ilmiah dengan tujuan agar pembaca yang mempunyai waktu relatif
sedikit cukup hanya dengan membaca abstraknya untuk memahami suatu karya ilmiah
secara umum. Dalam artikel ilmiah, abstrak ditulis setelah judul dan nama
pengarang yang diketik satu spasi. Untuk itulah, penulisan abstrak harus dapat
mewakili isi karangan ilmiah secara keseluruhan, mulai dari latar belakang,
metode, dan hasil penelitian..
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan di dalam membuat abstrak. yaitu:
- Abstrak harus dapat menjadi penghubung antara pemikiran pembaca dengan penulis tentang lingkup materi yang diungkapkan di dalam suatu karangan ilmiah;
- Abstrak harus dapat mengungkapkan keseluruhan isi materi yang diuraikan secara lengkap di dalam suatu karangan ilmiah;
- Abstrak harus dapat menuntun pembaca (mengondisikan pembaca) terhadap uraian materi secara lengkap;
- Abstrak merupakan ide pokok suatu uraian sehingga abstrak harus dapat membuat pembaca tertarik dan tendorong rasa ingin tahunya untuk membaca uraian materi yang lebih lengkap dari suatu laporan penelitian/artikel ilmiah.
Bentuk abstrak
Setiap abstrak
mempunyai bentuk yang serupa:
- Judul: Apa?
- Latar belakang: Mengapa?
- Gambaran: Kapan? Di mana? Bagaimana? Berapa?
- Kesimpulan: Solusi/Pelajaran
Perhatikan bahwa abstrak yang baik mengikuti asas
jurnalistik, dengan mengandung “5 W+1 H”:
1.
Who = Siapa?
- What = Apa?
- Why = Mengapa?
- When = Kapan?
- Where = Di Mana?
- How = Bagaimana?
ditambah “1 H” lagi: How many = Berapa?
Jenis Abstrak yang baik
Fisik:
1. Singkat
2. Indah
Isi :
1.
Clear (Jelas)
2.
Complete (Lengkap)
3.
Concise (Singkat)
4.
Cohesive (Logis/Saling
sesuai)
UNSUR ABSTRAK
Setiap konferensi
mempunyai bentuk berbeda. Perhatikan bahwa abstrak untuk konferensi yang kita
ingin ikuti mungkin berbeda dengan pedoman ini. Namun selalu penting kita tidak
sekadar melaporkan kesuksesan; pembaca/peserta belajar lebih banyak dari
kegagalan atau ketidakberhasilan, agar tidak melakukan kesalahan dalam proyek
serupa.
Untuk ICAAP ke-9, bentuk berikut ditentukan oleh
panitia untuk abstrak umum (kecuali yang membahas penelitian ilmiah):
Masalah (Issues): Pernyataan singkat yang merangkum
masalah yang dihadapi oleh abstrak
Proyek (Project): Gambaran singkat mengenai proyek,
pengalaman, layanan, penelitian dan/atau advokasi
Hasil (Results): Gambaran singkat mengenai
hasil proyek
Pelajaran yang Diambil (Lessons Learned): (tidak
lebih dari 5 baris teks) ringkasan mengenai pelajaran yang diambil dan
implikasinya
Biasanya ada batas
jumlah kata yang dapat dipakai, sering 200 atau 250; memang pada ICAAP ke-9
batasnya adalah 200 kata, tidak termasuk judul dan subjudul. Keterbatasan
tersebut berarti kita harus singkat. Namun kita harus menghindari singkatan
atau akronim yang tidak baku. Bila dipakai, jelaskan artinya pada waktu pertama
kali dipakai. Hindari kalimat yang panjang. Pastikan setiap bagian seimbang,
dan saling sesuai dengan hubungan yang logis.
Contoh Abstrak Karya Tulis
ABSTRAK
Penelitian Deskriptif
Mengenai Psikologi Sosial Masyarakat Kudus Terhadap Fatwa Rokok MUI
Oleh : Ikha Setya Aminati
Oleh : Ikha Setya Aminati
Penelitian tentang
“Dampak Fatwa Rokok Bagi Psikologi Sosial Masyarakat Kudus” bertujuan untuk
memberi manfaat psikologi sosial masyarakat Kudus dalam permasalahan fatwa
rokok.
Penelitian ini dilakukan dengan cara pembagian angket kepada masyarakat yang mempunyai rutinitas merokok serta studi pustaka. Sejumlah 54 angket yang kembali diperoleh hasil bahwa alasan merokok terbanyak adalah merokok untuk menghilangkan lelah yang ditunjukkan dengan presentase 33,33%.
Sedangkan responden yang merokok mengetahui bahwa rokok tersebut berbahaya bagi kesehatan tubuh adalah sebanyak 88,89%. Namun, dalam kenyataannya mereka tetap merokok untuk alasan-alasan yang tercantum pada tabel 1, ini terbukti bahwa perokok menerapkan teori pertentangan sebagai salah satu upaya untuk melakukan aktifitas merokok.
Tetapi, tidak selamanya teori pertentangan berlaku pada 54 orang responden. Hal itu terbukti dengan adanya kesadaran untuk berhenti merokok yang terdapat dalam tabel 2 sebanyak 66,67%.
Berdasarkan kenyataan yang diperoleh dari hasil tersebut, maka psikologi sosial bermanfaat dalam permasalahan fatwa rokok, berupa adanya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok. Sedangkan dampak fatwa rokok pada psikologi sosial masyarakat Kudus, berupa adanya penolakan terhadap fatwa rokok MUI. Kemudian bentuk dari psikologi sosial rokok dalam masyarakat adalah adanya teori pertentangan yang secara langsung dilakukan masyarakat sebagai upaya untuk melakukan aktivitas merokok.
Penelitian ini dilakukan dengan cara pembagian angket kepada masyarakat yang mempunyai rutinitas merokok serta studi pustaka. Sejumlah 54 angket yang kembali diperoleh hasil bahwa alasan merokok terbanyak adalah merokok untuk menghilangkan lelah yang ditunjukkan dengan presentase 33,33%.
Sedangkan responden yang merokok mengetahui bahwa rokok tersebut berbahaya bagi kesehatan tubuh adalah sebanyak 88,89%. Namun, dalam kenyataannya mereka tetap merokok untuk alasan-alasan yang tercantum pada tabel 1, ini terbukti bahwa perokok menerapkan teori pertentangan sebagai salah satu upaya untuk melakukan aktifitas merokok.
Tetapi, tidak selamanya teori pertentangan berlaku pada 54 orang responden. Hal itu terbukti dengan adanya kesadaran untuk berhenti merokok yang terdapat dalam tabel 2 sebanyak 66,67%.
Berdasarkan kenyataan yang diperoleh dari hasil tersebut, maka psikologi sosial bermanfaat dalam permasalahan fatwa rokok, berupa adanya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok. Sedangkan dampak fatwa rokok pada psikologi sosial masyarakat Kudus, berupa adanya penolakan terhadap fatwa rokok MUI. Kemudian bentuk dari psikologi sosial rokok dalam masyarakat adalah adanya teori pertentangan yang secara langsung dilakukan masyarakat sebagai upaya untuk melakukan aktivitas merokok.
Yah itu ajah sharing dari saya gan,maaf bukan
hasil sendiri karena karya ilmiah saya masih OTW nihh,kalo ada kritik atau
saran.silahkan tinggalkan komen sob,.dan semoga bermanfaat.,
3 komentar:
Terima kasih,
Terima kasih,
Terimakasih Telah membuat abstrak saya menjadi contoh
Post a Comment