"Sedekah itu bisa menambah rezeki dan membuat panjang umur serta juga
bisa menolak bala bencana", "sembuhkan penyakitmu dengan sedekah",
Segera bersedekah karena sedekah tidak dilewati bala" dll. Masih banyak
hadits-hadits Nabi SAW yang menjelaskan makna dan kelebihan sedekah. Ini
kisah nyata buat anda simak yang sangat baik untuk dijadikan tamsil
atau ibarat :
Di
Bontang, Kalimantan Timur ada sebuah perusahaan kaya raya dengan
fasilitas yang luar biasa bagi karyawannya. Penghasilan para pegawainya
berlipat-lipat dibanding dengan perusahaan swasta maupun nasional
lainnya. Tunjangan berupa rumah, mobil, pendidikan anak bahkan makan pun
diberikan.
Beberapa kali saya berkunjung ke sana maka saya
hanya berkomentar, "Betapa beruntungnya mereka yang tinggal dan bekerja
di tempat ini!" Mereka hidup di sebuah komplek yang terisolir dari
dunia Bontang. Pagar-pagar mereka kokoh berdiri dan lengkap dengan
petugas keamanan yang membuat komplek perumahan itu terisolir dari dunia
luar.
Penghasilan besar yang mereka dapat, -mungkin sebab
sulit untuk mendapatkan mustahik-, maka kewajiban zakat dan sedekah pun
barangkali tak tersalurkan. Namun meski demikian hal yang menjadi hak
Allah adalah tetap menjadi hak-Nya. Dimana suatu saat Dia pun akan
menagihnya.
Sore itu saya diminta bersilaturrahmi dengan
sebuah majlis taklim kaum ibu di sana. Tema yang diminta membuat saya
berpikir keras untuk mencari referensinya. BEROBAT DENGAN SEDEKAH!!!
"Darimana saya harus memulai...?" saya membatin.
Alhamdulillah atas izin Allah Swt ceramah pengantar yang saya berikan
terasa nikmat. Jangankan untuk mereka kaum ibu yang mendengarkannya,
saya sendiri saja merasakan kenikmatan itu. Rupanya Allah Swt memberi
keberkahan pada majlis kami saat itu. Tanpa terasa saya dapati beberapa
'ilmu ladunni' yang Allah berikan. Sehingga saya belajar saat mengajar.
Menjadi mengerti bersama orang-orang yang mencari pemahaman.
Allah mewariskan ilmu yang diketahui seseorang, asalkan ia mengamalkan ilmu yang sudah pernah ia ketahui. (Muhammad Saw)
Usai pembicaraan kurang lebih sekitar setengah jam, maka saya
menawarkan kepada peserta majlis untuk bertanya dan berdialog. Di sana
rupanya ada seorang ibu berusia lebih dari 40 tahun, sebutlah namanya
Reni. Tiba-tiba ia mengacungkan tangan dan ternyata ia bukan hendak
bertanya akan tetapi ia ingin berbagi pengalaman kepada semua peserta
yang hadir. Reni pun memulai kisahnya:
Kira-kira 17 tahun
yang lalu Reni hamil untuk pertama kali. Allah Swt menakdirkan bahwa
Reni keguguran. Maka dari Bontang, ia pun diantar oleh suaminya pergi ke
Balikpapan dengan pesawat untuk berobat ke seorang dokter terkenal di
sana bernama Yusfa. Akhirnya Reni dikuret rahimnya.
Sepulangnya dari Balikpapan, Reni mendapati dari qubulnya selalu keluar
darah dalam jumlah banyak. Bahkan lebih banyak dari menstruasi rutin.
Apalagi bila ia bangun tidur, ia dapati kasur dan sprei selalu bersimbah
darah. Ia panik dan kalut mengatasi hal ini. Maka ia pun kembali lagi
ke Balikpapan bersama suaminya untuk berobat ke dokter Yusfa.
Sayangnya sang dokter tidak mengerti sebab pendarahan hebat ini. Maka
yang terjadi adalah kali itu Reni dikuret lagi. Sakit dan perih, itulah
yang dirasakan Reni!
Namun pendarahan itu masih tetap saja
terjadi, padahal hampir setiap dua hari sekali Reni dan suami terbang
Bontang-Balikpapan untuk mengkonsultasikan penyebab pendarahan ini.
Namun tindakan yang diambil oleh dokter Yusfa hanyalah mengkuret rahim
Reni. Reni dan suami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan Allah
Swt atas musibah ini.
Kejadian ini berlangsung cukup lama.
Hingga tubuh Reni bertambah ringkih, rumah tangga tak terurus, uang
tabungan terkuras dan suami tidak bisa bekerja tenang sebab harus sibuk
mengurusi Reni. Sepertinya ada sebuah cobaan besar yang sedang Allah Swt
timpakan kepada Reni dan suaminya.
Reni & suami terus berdoa kepada Allah Swt agar diberi jalan keluar dari masalah ini.
Hingga akhirnya Allah Swt pun mendengar dan mengijabah doa mereka
Hari itu Reni dan suami hendak terbang ke Balikpapan untuk
berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Namun ada suara hati yang berbisik
pada diri Reni. Ia bawa sejumlah uang dalam jumlah besar. Uang itu bukan
ia niatkan untuk bayar biaya pengobatan, akan tetapi ada sebuah
cita-cita mulia di sana yang ingin ia wujudkan. Cita-cita itu adalah,
"AKU INGIN BERSEDEKAH!" Sejumlah uang itu pun ia masukkan ke dalam tas
tangan yang Reni bawa.
Pesawat telah membawa Reni dan
suaminya pergi menuju Balikpapan. Setibanya di bandara Sepinggan,
Balikpapan Reni berjalan tertatih dipapah oleh sang suami. Dengan susah
payah, Reni pun akhirnya tiba di dalam ruang bandara. Di dalam hati Reni
berdoa kepada Tuhannya, "Ya Allah, datangkan untukku seorang pengemis
yang bisa menerima sedekahku. Izinkan aku untuk bersedekah di hari ini!"
Keinginan untuk bersedekah itu membuncah lagi di hati Reni. Sungguh ia amat berharap untuk bisa bersedekah kali itu.
Pintu keluar bandara sudah dilalui oleh Reni dan suami. Subhanallah,
tiba-tiba ada seorang pria berpakaian lusuh menyapa Reni dan menjulurkan
tangan tanda minta sedekah. Reni bergembira dan yakin bahwa inilah
ijabah doa dari Allah Swt.
Tanpa banyak berpikir, ia
merogoh tas tangannya. Sejumlah uang yang sudah disiapkan ia berikan ke
tangan pengemis itu. Maka pengemis dan suami Reni melongo melihat jumlah
uang yang Reni sedekahkan. Reni pun melanjutkan langkahnya bersama
suami dan kemudian mereka masuk ke dalam sebuah taksi untuk pergi ke
rumah sakit tempat dokter Yusfa berpraktek.
"Untuk apa uang
sebanyak itu kau sedekahkan?! " tanya sang suami. Reni menjawab dengan
yakin, "Boleh jadi dengan sedekah itu Allah Swt menyembuhkan penyakitku,
Pa!" Mendapati jawaban seperti itu suami Reni tidak banyak mendebat.
Memang di saat-saat seperti ini, hanya pertolongan Allah saja yang dapat
menyelamatkan mereka.
Seperti kali sebelumnya, tidak ada
jawaban positif dari dokter Yusfa atas penyebab pendarahan yang keluar
dari qubul Reni. "Hingga saat ini, saya belum tahu pasti apa
penyebabnya" jelas dokter Yusfa.
Maka Reni dan suami pun kembali ke Bontang tanpa hasil memuaskan.
Pendarahan hebat masih terus terjadi dari rahim Reni setiap hari. Reni
hanya bisa bersabar dan pasrah atas takdir yang telah Allah Swt tetapkan
pada dirinya. Pagi itu, Reni tengah berada di dapur untuk membuat
masakan ringan. Tiba-tiba terasa olehnya ada sesuatu yang tidak beres di
perutnya dan ia pun ingin pergi ke toilet. Rasa ingin buang air itu
seperti tak terkendali ... Hingga Reni harus berlari sebab khawatir ia
tak kuasa menahannya.
Atas izin Allah Swt ia kini sudah
berada di kamar mandi. Namun hanya pakaian luar saja yang sempat ia
buka, sedangkan pakaian dalam tak sempat ia tanggalkan. Rupanya ada
segumpal daging penuh darah yang keluar dari qubul Reni dan ternyata ia
tidak mau buang air. Segumpal daging penuh darah itulah rupanya yang
membuat Reni terdesak untuk buang air.
Merasa aneh dengan
segumpal daging itu, maka Reni mengambil sebuah kantong plastik kecil
dan memasukkannya ke dalam kantong tersebut. Reni berpikir bahwa ia
harus menanyakannya kepada dokter Yusfa tentang benda aneh ini.
Pagi itu adalah jadwal Reni berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Ia
seperti biasa pergi ke Balikpapan didampingi oleh suaminya. Konsultasi
kali itu, seperti biasa tidak memberikan perkembangan ke arah positif
sama sekali. Hampir saja Reni putus asa dengan keadaan ini.
Namun tiba-tiba ia teringat akan kejadian aneh kemarin pagi. Lalu ia
pun merogohkan tangannya ke dalam tas dan mencari-cari plastik kecil
berisi segumpal daging penuh darah. Ia keluarkan plastik kecil itu dan
ia sodorkan kepada dokter Yusfa. Kejadian aneh kemarin pagi itu
diceritakan oleh Reni kepada dokter Yusfa.
Dokter Yusfa
menerima plastik berisikan benda aneh itu. Dahinya berkerut tanda bahwa
ia berpikir keras tentang benda ini. Dan beliau pun berkata, "Ibu dan
bapak mohon tunggu sebentar di sini. Saya akan pergi ke laboratorium
untuk memeriksakan hal ini!"
Saat dokter Yusfa pergi
meninggalkan ruangannya, Reni dan suami hanya berharap bahwa dokter
Yusfa akan datang membawa sebuah berita gembira untuk mereka.
Kira-kira 20 menit kemudian dokter Yusfa datang sambil berlari. Ya
berlari, bukan berjalan! Begitu pintu terbuka dokter pun berteriak
dengan nada keras, "Alhamdulillah bu Reni.... Alhamdulillah. ...!!! Saya
baru mengerti rupanya pendarahan selama ini disebabkan kanker rahim
yang ibu alami... dan benda ini adalah kanker rahim tersebut. Cuma saya
hanya mau bertanya bagaimana cara kanker ini bisa gugur dengan
sendirinya.. .?!"
Subhanalllah. ... rupanya penyebab
pendarahan hebat selama ini adalah sebuah kanker yang tidak dapat
terdeteksi. Pertanyaan terakhir dari dokter Yusfa tak mampu dijawab
langsung oleh Reni. Namun Reni hanya mampu bersyukur kepada Allah bahwa
akhirnya pertolongan itu datang juga untuknya setelah penantian yang
cukup lama. Akhirnya pendarahan pun terhenti begitu saja, dan rupanya
pertolongan Allah Swt tiba setelah Reni bersedekah dengan sejumlah harta
yang sudah ia cita-citakan.
"Sembuhkan penyakit kalian dengan cara sedekah. Lindungi harta yang kalian miliki dengan zakat." HR. Baihaqi
Sedekah sungguh sebuah perkara yang mengagumkan. Apakah anda pernah mengalaminya?
Semoga bermanfaat bagi yang membacanya .....
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan